KH Muntaha al-Hafidz.
Sepanjang hidupnya, ia selalu memberi contoh untuk selalu menjadikan Alquran sebagai pegangan hidup.Menyebut nama KH Muntaha al-Hafidz artinya kita sedang berbicara tentang sosok ulama legendaris berjuluk Sang Maestro Alquran.
Kiai yang akrab disapa Mbah Mun ini dikenal sebagai penghafal Alquran yang disayangi para santrinya di Pondok Pesantren al-Asy'ariyyah, Kalibeber, Wonosobo, Jawa Tengah.
Menyebut namanya saja, para santri langsung bergetar hatinya. Ada wibawa dan kharisma tersendiri yang memancar dari sosok alim ini.
Kepada mereka, Kiai Muntaha kerap menasihati sekaligus memberi semangat untuk mengkhatamkan Alquran minimal seminggu sekali. Sementara, dalam perjuangan memasyarakatkan Alquran, ia mendirikan Yayasan Himpunan Penghafal Alquran yang menghimpun para hafiz-hafizah se-Kabupaten Wonosobo.
Kiai Muntaha adalah salah satu ulama besar yang pernah dimiliki negeri ini. Ketika para elite negeri ini terjerembab pada keserakahan mengejar kehidupan duniawi, ia memberi teladan dengan sikap zuhud dan selalu ringan tangan untuk berbagi kepada masyarakat sekitarnya tanpa pamrih.
Tak heran jika sosok sekelas Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sangat menaruh hormat kepada Mbah Mun. Dalam sejarah Nahdlatul Ulama (NU), Mbah Mun pernah dinobatkan sebagai salah satu ulama khas yang sangat dihormati.
Kiai Muntaha lahir di Desa Kalibeber, kawasan berhawa sejuk di kaki Pegunungan Dieng, Wonosobo. Ada dua versi mengenai tanggal kelahirannya. Versi pertama menyebut, ia lahir pada 1908. Versi lainnya menyatakan, 9 Juli 191.
Untuk versi yang kedua ini merujuk pada data diri Kiai Muntaha yang tertera pada KTP, paspor, dan surat-surat keterangan lainnya.
Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Mohammad Akbar