Ketika Terompet Kiamat Ditiup

Bookmark and Share


 Ketika Terompet Kiamat Ditiup
Kiamat (ilustrasi)
Oleh: Nashih Nashrullah

Ibnu Abi Ad Dunya yang merupakan murid dari Sa’id bin Salman dalam kitab Al-Ahwal menyebutkan tentang dalil-dalil yang menguatkan terompet (as shuur) kiamat.

Sebuah riwayat menyebutkan, alat itu terbuat dari bahan semacam tanduk binatang. Apa dan bagaimana tak bisa diketahui pasti. Yang jelas, terompet akan digunakan sebagai pertanda hari kiamat benar-benar telah datang.

Tak disebutkan, siapakah nama malaikat yang bertugas meniup trompet itu (diriwayat lainnya nama Israfil mengemuka sebagai malaikat yang ditugasi untuk meniup terompet). Hanya ada keterangan ba hwa di sebelah kanan malaikat tersebut berdiri Jibril dan sebelah kirinya Mikail. Sang peniup sangkakala itu, sebagaimana disebutkan riwayat lainnya, tengah siap sedia menjalankan tugasnya.

Begitu instruksi peniupan diberikan maka ia segera melaksanakannya. Berapa lama jarak antara amar dan pelaksanaannya? Tak perlu tempo lama, bisa jadi kecepatan pelaksanaannya sebelum kelopak mata berkedip. Apa yang bisa diperbuat jika saat itu datang? Rasulullah menyebutkan dalam riwayat lainnya, saat sangkakala ditiup, hanya doa, “ Hasbunallah wa ni’mal wakil (Cukuplah Allah penolong dan pelindung bagi kami).”

Rasulullah, dalam riwayat lainnya, memberikan gambaran situasi dan kondisi saat trompet yang diciptakan Allah setelah terciptanya langit dan bumi itu ditiup. Terompet tersebut dipercayakan kepada Israfil. Dan, siap sedia berada di bibir nya. Suasana kala itu sangat mengerikan dan dahsyat. Terompet ditiup sebanyak tiga kali.

Tiupan pertama adalah sebuah peringatan dan kejutan. Tiupan kedua adalah untuk menghilangkan kesadaran atau pingsan. Dan yang ketiga, segenap manusia kembali dibangunkan untuk menghadap Sang Pencipta. Saat trompet dibunyikan pertama kali, atas perintah Allah, Israfil meniupkannya.

Seisi dunia kaget dan ter kejut. Mereka porak-poranda. Saling berlarian. Tak ada tempat sembunyi. Suara trompet sangat keras. Tanah tempat makhluk berpijak bergerak. Laksana perahu yang diombang- ambingkan ombak. Ibu hamil pun seketika itu juga melahirkan, anak yang tengah menyusui berhenti, di sudut lain, setan mencoba melarikan diri. Para malaikat mengetahuinya, wajah mereka pun ditampar, kemudian para setan tak berkutik dan kembali.

Manusia mencoba bersembunyi. Keluarlah panggilan berseru saat mereka mencoba berpaling, “(Yaitu) hari (ketika) kamu (lari) berpaling ke belakang, tidak ada seorang pun yang menyelamatkan kamu dari (azab) Allah.” (QS al-Mukmin [40]: 33). Mereka melihat ke atas, langit telah digulung, planet dan bintang berjatuhan, tak ada tempat berlari. “Me reka yang mati tidak merasa kan kengerian kiamat itu,” sabda Rasulullah SAW.
Redaktur: Heri Ruslan