Ada yang menyebut isu kiamat ini muncul akibat salah tafsir Bayu Galih, Tommy Adi Wibowo
(http://cutpen.com)
Kontroversi mengenai datangnya hari kiamat menjadi perbincangan yang ramai menjelang 21 Desember 2012. Sebab, ada yang menginterpretasi penanggalan bangsa Maya, yang menyebut akhir dunia terjadi pada 21 Desember atau 23 Desember 2012.Kalender bangsa Maya sendiri tidak menyebut mengenai akhir dunia. Tapi, 21 Desember 2012 merupakan hari terakhir dari b'ak'tun ke-13. Satu periode b'ak'tun sendiri terdiri dari 144.000 hari siklus kalender.
Menurut Profesor Agama di Concordia University di Montreal, Kanada, Lorenzo Ditommaso, rumor kiamat ini muncul ketika beberapa peneliti barat mendapatkan konsep kalender suku Maya pada 1980 sampai 1990an.
"Entah kesalahpahaman atau sengaja mengabaikan pandangan siklus waktu kalender suku Maya, para peneliti tersebut dalam menafsirkan akhir b'ak'tun 13 sebagai peristiwa akhir kehidupan," kata Lorenzo Ditommaso, dilansir dari Foxnews.
Dunia online pun ikut memperburuk kehidupan akhir tersebut dengan pemberitaan-pemberitaan yang cepat menyebar luas.
"Kiamat versi ramalan Suku Maya muncul ke internet. Orang-orang mulai membicarakannya serta menambah-nambahkan hal-hal lain yang membuatnya semakin terlihat nyata," tambah Lorenzo Ditommaso.
Saat ini berita tentang kiamat telah membuat kehidupan menjadi suram dan berdampak negatif, terlebih pada anak muda. Banyak dari mereka yang tidak nafsu makan, takut untuk tidur, bahkan ingin bunuh diri.
Sementara menurut Profesor Studi Agama di Saint Joseph University, Philadelphia, Allen Kerkeslager, sebenarnya prediksi tentang hari kiamat bukan hal yang baru. Setidaknya isu tentang kehancuran dunia sudah ada di tulisan-tulisan bangsa Yahudi pada abad ke-3 SM.
"Para sarjana-sarjana Yahudi mendapatkan gagasan tentang kehancuran bumi dari sebuah agama kuno dari daerah Persia, yaitu Zoroastrianisme. Dan pemikiran tentang kehancuran dunia dari bangsa Yahudi mengilhami orang-orang Kristen awal dan meyuntikkan konsep kiamat kepada orang-orang barat dan berlansung sampai saat ini," kata Allen Kerkeslager.
Salah Interpretasi?
Prediksi mengenai kiamat ini sendiri berasal dari temuan penanggalan dan inskripsi bangsa Maya di prasasti tablet batu di situs Tortuguero, Mexico. Arkeolog juga menemukan relief yang terbuat dari batu-bata, yang juga menyebut mengenai ramalan 'kiamat' pada 2012, di dekat reruntuhan Comalcalo.
Tapi ahli mengenai kebudayaan Maya asal Jerman, Sven Gronemeyer, mengatakan ramalan mengenai 'kiamat' itu merupakan misinterpretasi atau salah pembacaan.
Menurut Gronemeyer, inskripsi yang ditemukan tidak terbaca secara lengkap, karena ada bagian yang mengalami kerusakan. Tapi, jika itu bisa dibaca, inskripsi juga tidak menyebut apapun mengenai hari akhir atau kiamat.
Berdasarkan pembacaan yang dilakukannya, Gronemeyer berpendapat inskripsi di tablet batu Tortuguero menjelaskan mengenai transisi era baru di kalender bangsa Maya, dan bukan akhir dunia.
Berdasarkan inskripsi Tortuguero, terdapat penjelasan mengenai apa yang akan terjadi di tahun 2012. Salah satunya adalah munculnya Bolon Yokte, dewa Maya yang bersifat misterius, yang selama ini dikaitkan dengan perang dan penciptaan. Walau inskripsi ini tidak ditemukan secara sempurna, inskripsi itu diduga menyebut kalimat: "Dia akan datang dari langit."
Tapi, menurut Gronemeyer, Bolon Yokte disebut sebagai figur yang melambangkan perubahan. Kesalahan pandangan terhadap kepercayaan bangsa Maya ini dituding Gronemeyer dilakukan oleh bangsa Barat.
Gronemeyer berpandangan, inskripsi memang menjelaskan kembalinya dewa bangsa Maya, Bolon Yokten di akhir periode ke-13 rotasi Baktun. Berdasarkan penanggalan bangsa Maya, 1 rotasi Baktun berlangsung selama 394 tahun, dan angka 13 merupakan angka sakral bagi bangsa Maya. Penanggalan bangsa Maya diperkirakan dimulai pada 3114 SM dan berakhir di Rotasi Baktun ke-13 pada 21 Desember 2012.
Tapi Gronemeyer membantah kedatangan Bolon Yokte menjelaskan tentang kiamat. Karena tak ada penjelasan mengenai kiamat di tanggal 21 Desember 2012. Bagian mengenai ramalan merupakan ramalan penguasa saat itu, Bahlam Ajaw, yang ingin merencanakan kedatangan dewa Bolon Yokte.
"Untuk petinggi Tortuguero, jelas bahwa mereka harus menyiapkan lahan untuk kembalinya dewa, dan Bahlam Ajaw akan menjadi penerima dewa itu di prosesi inisiasi itu," jelas Gronemeyer, dilansir dari Guardian.
"Tanggal itu memiliki nilai simbolis, karena merupakan refleksi dari hari penciptaan. Ini merupakan kedatangan dewa, dan bukan berarti memiliki arti penting bagi manusia," lanjutnya.
(ren)